Bontang Bertahap Perbanyak SMK
BONTANG-Jumlah sekolah kejuruan di Bontang secara bertahap akan ditambah untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja siap pakai. Selain itu kerjasama dan komunikasi antara dunia usaha dengan dunia pendidikan harus terus dijalin agar lulusan sekolah kejuruan tidak mubazir.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Bontang Anwar Sanusi mengisyaratkan, langkah menambah sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai saran Menteri Pendidikan yang menginginkan agar di Indonesia jumlah sekolah kejuruan lebih banyak dari sekolah umum.
Kurikulum SMK yang diorientasikan untuk membentuk siswa memasuki dunia kerja atau membuat lapangan kerja baru dianggap pas untuk menciptakan iklim kewirausahaan yang masih terbilang rendah di Indonesia.
“Tapi tentu tak bisa serta-merta. Tahap awal, SMK yang ada kita maksimalkan dulu, baru kemudian kita tambah jumlahnya sesuai kebutuhan pasar,” kata Anwar.
Yang paling pokok, tambah mantan kepala SMAN 4 Bontang ini, sekolah kejuruan yang ada haruslah berorientasi pasar. Di Bontang misalnya sudah ada contoh STM Kimia yang memiliki reputasi cukup bagus, karena banyak lulusannya diserap oleh dunia industri.
Mengenai sekolah kejuruan apa yang kelak dibuka, Anwar menyebut, karena industri kimia dan pertambangan trennya masih terbilang tinggi di Bontang, tak menutup kemungkinan ada SMK yang fokus pada pertambangan.
Sekadar diketahui, di Bontang selain PKT dan PT Badak LNG, ada beberapa perusahaan joint venture, semisal Kaltim Pacific Amoniak (KPA), KNE yang memproduksi etanol, KPI, dan 2 perusahaan baru yang memproduksi amonium nitrat. Di sekitar Bontang juga beroperasi perusahaan tambang batubara PT Indominco Mandiri dan sejumlah mitra kontraktornya.
Di sisi lain menurut Anwar harus ada terobosan dari dunia pendidikan semisal melakukan nota kesepahaman dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Bontang dalam hal rekrutmen lulusan sekolah kejuruan.
Peran itu menurutnya harus lebih banyak dilakukan sekolah, mengingat kini sekolah telah diberikan otonomi seluas-luasnya untuk mengembangkan diri. “Tentu kami siap juga menjembatani,” katanya.
Anwar mencontohkan, langkah menjalin kerjasama dengan dunia usaha sudah dilakukan SMK Putra Bangsa. Bentuknya sekolah menyiapkan SDM seperti apa yang diinginkan dunia usaha, bahkan memagangkan siswa pada perusahaan tertentu agar begitu lulus bisa langsung terserap.
Hingga 2009 di Bontang terdapat 12 SMU dan 4 di antaranya berstatus sekolah negeri, sementara SMK ada 7 yang 5 di antaranya dikelola yayasan swasta. (ms) kaltimpost
selengkapnya!
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Bontang Anwar Sanusi mengisyaratkan, langkah menambah sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai saran Menteri Pendidikan yang menginginkan agar di Indonesia jumlah sekolah kejuruan lebih banyak dari sekolah umum.
Kurikulum SMK yang diorientasikan untuk membentuk siswa memasuki dunia kerja atau membuat lapangan kerja baru dianggap pas untuk menciptakan iklim kewirausahaan yang masih terbilang rendah di Indonesia.
“Tapi tentu tak bisa serta-merta. Tahap awal, SMK yang ada kita maksimalkan dulu, baru kemudian kita tambah jumlahnya sesuai kebutuhan pasar,” kata Anwar.
Yang paling pokok, tambah mantan kepala SMAN 4 Bontang ini, sekolah kejuruan yang ada haruslah berorientasi pasar. Di Bontang misalnya sudah ada contoh STM Kimia yang memiliki reputasi cukup bagus, karena banyak lulusannya diserap oleh dunia industri.
Mengenai sekolah kejuruan apa yang kelak dibuka, Anwar menyebut, karena industri kimia dan pertambangan trennya masih terbilang tinggi di Bontang, tak menutup kemungkinan ada SMK yang fokus pada pertambangan.
Sekadar diketahui, di Bontang selain PKT dan PT Badak LNG, ada beberapa perusahaan joint venture, semisal Kaltim Pacific Amoniak (KPA), KNE yang memproduksi etanol, KPI, dan 2 perusahaan baru yang memproduksi amonium nitrat. Di sekitar Bontang juga beroperasi perusahaan tambang batubara PT Indominco Mandiri dan sejumlah mitra kontraktornya.
Di sisi lain menurut Anwar harus ada terobosan dari dunia pendidikan semisal melakukan nota kesepahaman dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Bontang dalam hal rekrutmen lulusan sekolah kejuruan.
Peran itu menurutnya harus lebih banyak dilakukan sekolah, mengingat kini sekolah telah diberikan otonomi seluas-luasnya untuk mengembangkan diri. “Tentu kami siap juga menjembatani,” katanya.
Anwar mencontohkan, langkah menjalin kerjasama dengan dunia usaha sudah dilakukan SMK Putra Bangsa. Bentuknya sekolah menyiapkan SDM seperti apa yang diinginkan dunia usaha, bahkan memagangkan siswa pada perusahaan tertentu agar begitu lulus bisa langsung terserap.
Hingga 2009 di Bontang terdapat 12 SMU dan 4 di antaranya berstatus sekolah negeri, sementara SMK ada 7 yang 5 di antaranya dikelola yayasan swasta. (ms) kaltimpost
selengkapnya!